3 Penyebab Diare pada Domba dan Penanganannya
Penyebab diare pada domba bisa berasal dari berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, virus, atau parasit, hingga pola makan yang tidak seimbang. Diare ditandai dengan keluarnya feses yang lebih encer dari biasanya dan dalam jumlah yang berlebihan.
Kondisi ini menyebabkan kehilangan cairan yang signifikan, sehingga domba rentan mengalami dehidrasi. Jika dehidrasi tidak segera ditangani, hal ini dapat berdampak serius, bahkan berujung pada kematian. Penanganan utama diare pada domba adalah memastikan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
Penting juga bagi kamu mengetahui penyebab diare pada domba supaya pencegahannya tepat sasaran. Kalau begitu, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Penyebab Diare pada Domba
Diare pada domba dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bersifat infeksius maupun non-infeksius. Setiap faktor memiliki karakteristik dan gejala tersendiri yang memerlukan penanganan berbeda. Berikut penjelasannya:
1. Faktor Infeksius
Diare infeksius terjadi akibat serangan bakteri, virus, atau protozoa yang menyerang saluran pencernaan domba. Gejalanya meliputi kelemahan pada domba, feses yang encer dan keluar dengan frekuensi tinggi, turunnya nafsu makan, penurunan bobot tubuh, dan kadang disertai feses berbau menyengat atau bercak darah. Penyebab umum meliputi:
- Bakteri: E. coli, Salmonella spp., dan Clostridium perfringens tipe A, B, dan C sering menjadi pemicu utama diare pada domba.
Virus: Infeksi dari Rota-virus, Corona-virus, dan Bovine viral diarrhea juga dapat menyebabkan gangguan serius pada pencernaan domba. - Protozoa: Eimeria sp. adalah jenis protozoa yang sering menyerang, terutama pada domba muda atau domba yang sistem kekebalannya melemah.
Infeksi ini tidak hanya menurunkan kualitas kesehatan domba tetapi juga dapat meningkatkan risiko kematian jika tidak ditangani dengan baik.
Baca Juga: 5 Tips Penanganan Domba Baru Datang dengan Tepat
2. Faktor Non-Infeksius
Faktor non-infeksius biasanya berhubungan dengan perubahan pola makan atau kondisi lingkungan. Misalnya, perubahan mendadak dalam jenis pakan atau lingkungan baru yang kurang mendukung. Gejala dari diare non-infeksius biasanya lebih ringan, seperti feses yang lembek hingga encer, tetapi nafsu makan tetap normal, dan tubuh domba terlihat segar.
3. Kerentanan Anakan Domba (Cempe)
Anak domba atau cempe yang baru lahir memiliki risiko tinggi terkena diare, terutama pada usia 1 hari hingga 1 bulan. Hal ini disebabkan oleh adaptasi lingkungan yang harus mereka jalani.
Setelah lahir, cempe harus menyesuaikan diri dengan lingkungan luar yang tidak sehangat dan seaman kondisi dalam rahim induknya. Perubahan suhu, paparan kuman, dan kondisi lingkungan yang kurang steril dapat menjadi pemicu utama diare pada cempe.
Diare, baik yang bersifat infeksius maupun non-infeksius, memerlukan perhatian khusus, terutama pada domba muda. Dengan pengelolaan yang tepat, risiko komplikasi serius dapat diminimalkan.
Baca Juga: 7 Cara Membersihkan Bulu Domba dengan Efektif
Cara Menangani Domba yang Terkena Diare
Menangani domba yang terkena diare memerlukan langkah-langkah yang sistematis dan tepat agar kondisi domba segera membaik dan penyebaran penyakit dapat dicegah. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Segera Karantina
Langkah pertama dalam menangani domba yang terkena diare akibat infeksi adalah dengan melakukan isolasi atau karantina. Hal ini penting untuk mencegah penularan bakteri yang terkandung dalam kotoran domba sakit ke domba lain yang sehat.
Selain itu, lakukan disinfeksi rutin pada kandang, terutama di area yang terkena kotoran, untuk memutus penyebaran agen penyakit. Peternak juga harus memastikan sanitasi kandang tetap terjaga dengan baik, menjaga kandang tetap kering, memiliki sirkulasi udara yang lancar, dan terkena cahaya matahari. Lingkungan yang bersih dan sehat akan membantu mempercepat pemulihan domba yang sakit.
2. Berikan Cairan Elektrolit
Domba yang terkena diare kehilangan banyak cairan, sehingga pemberian cairan elektrolit menjadi sangat penting untuk mengatasi dehidrasi. Cairan elektrolit oral bisa dibuat sendiri dengan bahan sederhana: campurkan 1 sendok makan gula dan 1 sendok makan garam ke dalam 2,5 liter air.
Berikan cairan ini dengan dosis 500-800 ml untuk setiap 10 kg bobot tubuh domba. Selain itu, kebersihan kandang tetap harus dijaga dengan desinfeksi teratur untuk mencegah infeksi ulang.
3. Pemberian Antibiotik dan Vitamin
Obat antibiotik dapat diberikan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare. Biasanya, antibiotik ini dilengkapi dengan multivitamin yang membantu meningkatkan fungsi lambung, nafsu makan, dan daya tahan tubuh domba.
Selain pengobatan medis, metode tradisional juga bisa digunakan, seperti memberikan arang yang telah ditumbuk halus dan dicampur air atau daun jambu biji yang ditumbuk dan dicampur air untuk diminumkan pada domba.
Baca Juga: 3 Cara Mengobati ORF pada Domba: Penyebab dan Tips Mencegahnya
4. Berikan Pakan yang Berkualitas
Pakan yang berkualitas sangat penting untuk mempercepat pemulihan domba yang diare. Hindari pakan yang rusak, berjamur, atau busuk, karena dapat memperburuk kondisi. Sebaiknya berikan hijauan yang sudah dilayukan dan sesuai dengan kesukaan domba. Pakan konsentrat boleh ditambahkan dalam jumlah kecil untuk membantu meningkatkan nafsu makan.
Untuk anak domba yang tidak bisa menyusu pada induknya, gunakan susu pengganti yang sesuai, dan pastikan peralatan pemberian susu seperti botol tetap bersih dengan mencucinya setelah digunakan dan merendamnya dalam air panas.
Ikuti Pelatihan Peternakan untuk Cegah Diare pada Domba Bersama Domba Dorsip
Diare pada domba merupakan masalah serius yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik infeksius seperti bakteri, virus, dan protozoa, maupun non-infeksius seperti perubahan pola makan atau lingkungan.
Penanganan diare membutuhkan langkah-langkah seperti karantina, pemberian cairan elektrolit, pengobatan dengan antibiotik atau metode tradisional, serta penyediaan pakan berkualitas. Selain itu, menjaga kebersihan kandang dan memastikan sanitasi yang baik menjadi kunci pencegahan dan pemulihan domba yang terkena diare.
Ada baiknya kamu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola kesehatan domba dengan mengikuti pelatihan peternakan bersama Domba Dorsip. Dalam pelatihan ini, kamu akan mempelajari cara pencegahan dan penanganan diare, teknik pemeliharaan domba yang tepat, serta tips praktis menjaga produktivitas ternak.
Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan keberhasilan peternakanmu! Daftar sekarang dan wujudkan peternakan yang sehat dan sukses!
Baca Juga
6 Fakta Unik Domba yang Jarang Diketahui
5 Tips Penanganan Domba Baru Datang dengan Tepat
3 Cara Mengobati ORF pada Domba: Penyebab dan Tips Mencegahnya
10 Perbedaan Kambing dan Domba yang Harus Kamu Ketahui!
5 Perbedaan Susu Kambing, Susu Sapi, dan Susu Domba: Mana yang Lebih Baik?
7 Cara Membersihkan Bulu Domba dengan Efektif